Kasus Gus Miftah: Kritik, Pengunduran Diri, dan Refleksi Etika Tokoh Publik


 


Kasus Gus Miftah: Hinaan terhadap Penjual Es hingga Mundur dari Jabatan Utusan Presiden

Baru-baru ini, Gus Miftah menjadi sorotan publik setelah sebuah video ceramahnya di Magelang, Jawa Tengah, viral. Dalam video tersebut, ia menyampaikan komentar kepada seorang penjual es teh yang dianggap menghina. Ketika bertanya tentang jumlah es teh yang dijual, ia mengatakan, “Ya sana dijual, goblok.” Hal ini memicu kecaman dari masyarakat yang menilai ucapannya tidak pantas untuk seorang tokoh publik yang dihormati. Banyak pihak, termasuk pakar komunikasi, mengingatkan bahwa tokoh agama harus menjaga tutur kata yang membangun​.

Tidak hanya mendapat kritik dari publik, insiden ini juga berdampak besar pada posisi Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden. Merespons tekanan yang terus meningkat, ia menyatakan pengunduran diri dari jabatan tersebut. Dalam pernyataan resminya, Gus Miftah meminta maaf kepada Presiden dan menegaskan bahwa jabatan itu hanya titipan. Keputusan mundurnya ini dihormati oleh pihak istana dan memicu perdebatan tentang etika komunikasi tokoh publik​.

Kasus ini mengingatkan pentingnya menjaga adab, terutama bagi tokoh yang menjadi panutan masyarakat. Gus Miftah sendiri dikenal kerap mengadopsi gaya komunikasi santai dalam dakwahnya, namun gaya tersebut kini menjadi bumerang. Peristiwa ini mengundang diskusi luas, termasuk tentang tanggung jawab moral pemimpin dalam menjaga martabat individu lainnya di ruang publik.



Sumber suara.comSINDOnews.com

Support Gusti FoodGusti NatureGusti Playing Games

Lebih baru Lebih lama

Ads

نموذج الاتصال